A.
MAKHLUK SOSIAL
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh seorang filsuf bahwa ZOON
POLITICON adalah menyatakan bahwa manusia itu adakah makhluk social yang tidak
bias lepas dari yang namanya hidup bersama dan salaing ketergantungansatu sama
lain.Sebenarnya Bangsa
Indonesia sudah berpolitik jauh sebelum dibentuknya negara-bangsa (nation
state) yang kita sebut Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari dahulu pada masa nenek moyang kita, sebenarnya mereka telah
melakukan hal-hal poliitik,namun tidak dalam konotasi dan konteks modern
melainkan dalam bentuk tradisional dan konteks kerajaan seperti, pada masa
kerajaan majapahit,dan kerajaan lainnya serta pada zaman penjajahan belanda,hanya
saja pada masa penjajahan belanda kita dibutakan akan pilitik dan dijauhkan
dari segala macam bentuk model belajar agar kita tidak memberontak kepada
mereka.
Lahirnya Boedi Oetomo yang pada saat itu hingga sekarang dampaknya
sangat terasa,walaupun organisasi tersebut tidak berbau politik melainkan
berbau social-cultural,namun melihat para pakar-pakar yang mendirikan
organisasi tersebut bukanlah sebenarnya orang-orang politik,mereka tidak
sekolah politik dan memang pada waktu itu semenjak pemerintah colonial
mentabukan yang namanya belajar bagi kaum pribumi,hanya sedikit yang bias
menuntut ilmu dan memperjuangkan haknya.namun tidak lepas dari itu semua,mereka
dapat melahirkan ide-ide politik yang hingga saat ini masih dapat kita
aplikasikan ke dalam pemerintahan Indonesia.
Berbagai
peristiwa politik yang diilhami oleh falsafah dan pemikiran politik pada akhir
abad ke-19 hingga sekitar tahun 1930 sangat mempengaruhi proses perjuangan
politik di Indonesia setelah munculnya Budi Utomo. Secara singkat, para tokoh
perintis kemerdekaan Indonesia, walaupun menghadapi tantangan dan ancaman yang
berat dari pemerintah kolonial saat itu, telah berani dan mampu
mengidentifikasikan diri sebagai tokoh politik, walaupun pribadi mereka
masing-masing bukanlah sarjan-sarjan atau ahli-ahli ilmu politik. Namun ini
tidak berarti mereka tidak acuh terhadap ide-ide politik yang berkembang di
Asia, Timur Tengah, dan Eropa waktu itu, karena secara terbuka maupun
terselubung, melalui buku, majalah, radio, dan berhubungan langsung dengan
orang asing, ataupun melawat ke luar negeri mereka berkomunikasi dengan ide-ide
itu dalam rangka memperkokoh pola pikir politik dan memperkaya pengetahuan
politik mereka demi memperjuangkan kemerdekaan.
Segala daya dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia agar
menjadi Negara merdeka telah melalui banyak rintangan dan hingga mencapai titik
kumulasinya yang mencapai puncak klimaks untuk mendapatkan proklamasi bagi
Negara Indonesia,hal itu telah tercapai hingga saat ini yang kita rasakan,perjuangan
para pahlawan dan para pendiri-pendiri bangsa kita yang melahirkan Negara
kesatuan republik Indonesia.
B.
MENCARI FORMAT ILMU POLITIK
Ilmu politik dan ilmu revolusi pada masa 1945-1949 memang tidak terasa
peranannya.ini
dikarenakan bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaannya dari
serangan-serangan bangsa colonial belanda sehingga peranannya tidak
kelihatan,namun disaat genting dan mendesak seperti itulah justru lahirlah
dasar Negara kita dan falsafah Negara Indonesia.
Pancasila
sebagai dasar negara harus mengandung falsafah dan pandangan hidup khas bangsa
Indonesia, yang mampu mempersatukan semua pandangan dan aliran hidup bangsa.
Dari fungsi terpokok sebagai dasar negara ini kemudian lahir fungsi-fungsi
Pancasila yang lain seperti: sebagai pandangan hidup bangsa, jiwa, dan
kepribadian bangsa Indonesia, tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia,
perjanjian luhur rakyat Indonesia.
Satu
hal yang pantas kita catat dalam masa revolusi fisik ialah upaya
institusionalisasi dari pemikiran-pemikiran politik secara akademis dalam
lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Beberapa lembaga pendidikan didirikan. Salah
satu diantaranya adalah AIP (Akademi Ilmu Politik) yang didirikan tahun 1948,
yang semula dimaksudkan untuk mendidik dan melatih mereka yang telah menjadi
pegawai pada Kementrian Dalam Negeri.
Peranan ilmu politik dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa
akan bergantung kepada 2 faktor utama yaitu :
-faktor
internal antara lain adalah kondisi internal institusi-institusi dan para
sarjana /ahli ilmu politik yang membinanya ;sejauh mana ada kebebasan dalam
pembianaan ilmu politik;bagaimana persepsi para sarjana ahli ilmu politk dalam
membinanya ; sejauh mana ada kebebasan dalam pembinaan ilmu politik;bagaimana
persepsi pembianaan ilmu politik dalam konteks nasional dan iternasional.
-faktor
eksternal antara lain adlah :kondisi keamanan dan politik nasional Negara
;kebijakan nasional di bidang pendidikan terutama dengan yang bertalian dengan
perguruan tinggi;bagaimana persepsi pemerintah dan pejabat-pejabatnya terhadap
institusi-institusi dan para sarjana ahli ilmu politik.
Resultan
peran ilmu politik akan banyak bergantung kepada bagaimana interaksi antara
factor internal dan eksternal.
Sebagaimana diuraikan di atas,
institusi-institusi pertama yang membina ilmu politik baru lahir sekitar tahun
50-an, berarti sekitar pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Antara
tahun-tahun 1950-1959, dimana sejak tahun 1950 berlaku UUDS yang menganut
sistem parlementer dan bepijak pada landasan pemikiran demokrasi liberal yang
mengutamakan kebebasan individu dan kemudian labih kita kenal dengan masa
“demokrasi liberal”. Semenjak dicanangkannya Manifesto Politik Republik
Indonesia atau Manipol, dan seiring mulai berlakunya “demokrasi terpimpin”,
pengaruh-pengaruh ajaran marxisme-leninisme/komunisme yang disebarkan oleh PKI
mulai meracuni kehidupan nasional. Proses Nasakomisasi yang semula dimaksudkan
untuk mempersatukan seluruh potensi revolusioner bangsa, berakibat sebaliknya.
Ia merupakan bumerang yang bebalik membabat leher pelemparnya. Fragmentasi
secara nasional terjadi. Kulminasinya dalah Pemberontakan G 30 S/PKI tahun
1965.
Perwujudan digapainya afiliasi yang pertama kali antara para sarjana
sipil dan para perwira abri secara melembaga.mulai tahun 1960 diadakan kerja
sama di satu pihak antara UGM dan sekolah staf
dan komando TNI-AD bandung,sedang di lain pihak antara UI
dalam fakultas ekonomi dengan seskoad pula.
C.
PERSIAPAN MENUJU KEMERDEKAAN
Sejak tahun 1966 hingga 1984 telah banyak
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pemerintahan Indonesia,baik itu dalam
gerakan mempertahankan Indonesia di bidang pertahanan maupun dibidang pilitk
yang mempengaruhi sedikt banyaknya tentang pergolakan yang terjadi pada saat
itu..
Pemberontakan
G 30S/PKI yang nyaris membawa negara dan bangsa kepada kehancuran dapat
dipadamkan berkat
kerja sama yang baik antara ABRI dan rakyat termasuk para pemuda. Pemberontakan yang
ditimbulkan oleh golongan komunis lebih berbahaya.
Ditinjau dari segi Ontologis ,ilmu mendasarkan diri
kepada kenyataan sedang moral berdasarkan premis-premis yang bersifat
seharusnya .namun diantara keduanya tidak terlalu dipertentangkan karna ilmu
dapat pula merupakan sarana untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai
sollen.ktrkaitan antara aspek ontologo,aspek epistemology dan aspek
aksiologibegitu erat.pancasila merupakan kepribadian dan pandangan hidup
bangssa Indonesia,karena secara ontologism pancasila sudah merupakan pilihan
dan merupakan janji luhur bangsa,pancasilapun harus menjadi landasan falsafah
ilmu dan moral ilmu kita.
Dalam literature kita jumpai sikap einsten dan
kelompoknya pada tanggal 2 agustus 1939 menulis sepucuk surat ke presiden
Roosevelt,yang menginformasikan bahwa nazi jerman sedang mengembangkan model
bom pemusnahyakni bom atom.dalal surat itu ia merasa memiliki rasa tanggung
jawab moral yang sangat berat untuk menulis “merupakankewajiban saya untuk
memberitahukan kepada anda dan fakta-fakta,dan merekomendasikan untuk membuat
bom atom “.sikap dengan jiwa dan motif yang berbeda telah ditunjukkan pula oleh
kaukus ilmu politik baru ( caucus for a new political science atau CPNS .
Kaukus ini dibentuk dibentuk pada tahun 1967.
Dalam kondisi dimana dewasa ini kita sedang menyiapkan
diri menuju tahap tinggal landas 10 tahun mendatang ( waktu mana tidaklah
lama),dan dimana terdapat mulai gairah akan perkembangan ilmu politik adalah
tepet untuk mempertemukan dan membentuk wadah persatuan antara para ilmuwan dan
ahli ilmu politik.bentuknya dpat berupa asosiasi.
Tujuan asosiasi antara lain adalah untuk wadah
persatuan sarjana ilmu politik dan ahli ilmu politik yang sehari-hari ditugasi
untuk membina ilmu politik;dengan tujuan untuk mengembangkan ilmu politik baik
dalam bidang pendidikan maupun di bidang riset.jelas bahwa pada umumnya
organisasi itu mewadahi sarjana-sarjana dari disiplin ilmu tertentu,dan bukan
wadah pengembangan ilmu.asosiasi dapat menyempitkan atau meluaskan
keanggotaannya sesuai dengan musyawarah dan mufakat nanti.
Dengan berdirinya berbagai asosiasi politik dari
berbagai organisasi maupun perguruan tinggi diharapkan pemikiran-pemikiran
politik, pendidikan dan pembudayaan
politik di Indonesia dapat lebih dikembangkan , dan rakyat kita terutama yang
berdada did daerah pedesaan , dapat memetik manfaatnya.
No comments:
Post a Comment